ADA ROKOK DAN UANG LECEK DI BAWAH FLY OVER

Para kondektur metromini berlarian menuju beton penyangga fly over, kemudian melempar sesuatu ke arah pinggir penyangga yang didekatnya duduk seorang pria bercelana bahan coklat. Para kondektur kembali menuju bus yang sudah memutar balik. Si pria yang juga memakai rompi putih bergaris hijau berpura-pura seolah tak tahu, sejurus kemudian sambil tersenyum diambilnya apa yang dilempar para kondektur, berupa rokok bungkus dan uang kertas lecek. Sementara para penumpang metro mini yang diturunkan paksa kondektur sebelum tujuannya, terlihat dongkol, sambil mengomel-omel sendiri berjalan menyusuri jalan yang padat kendaraan, mencari bus baru.

Sebuah potret suasana pagi di bawah jalan fly over Pancoran Pasar Minggu itu mungkin hanya salah satu contoh kasus dari jutaan kasus serupa di negeri ini. Bukan hanya di jalan, kantor, rumah, atau hotel semua transaksi “uang sampah” bisa terjadi. Kenaikan gaji, tunjangan tambahan, ataupun remunerasi tentu sebuah kabar gembira bagi mereka yang mengabdi untuk melayani publik. Sementara publik berharap imbal balik dari pajaknya itu berupa peningkatan pelayanan dan pemberantasan korupsi dan antek-anteknya.

Namun mungkin jalan panjang masih membetang, karena perbaikan mental dan revolusi budaya kerja tak semudah membalikan telapak tangan. Kita berharap meningkatnya kesejahteraan para pelayan publik ini nantinya berbanding lurus dengan profesionalitas dan integritas. Tas apa lagi ya? Tapi bukan uang kertas yang tak pantas. Kalau ini tentu harus diberantas! :-)

dannif_02@yahoo.com

Komentar