PPKn Kelas 7: Peran Daerah dalam Mempertahankan Negara Kesatuan

Assalamua'alaikum....

Teman-teman, pada pertemuan lalu, pak danni pernah membahas tentang kota kita tercinta, Kota Depok dan para pahlawannya seperti Margonda dan Tole Iskandar. 

 

 

Para pahlawan itu berjuang untuk tetap berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), seperti yang menjadi cita-cita proklamasi kemerdekaan.

Proklamasi sendiri mempunyai makna yaitu:

1. Berdirinya NKRI

2. Berlakunya hukum nasional Indonesia, tidak berlaku hukum penjajah

3. Puncak perjuangan pergerakan kemerdekaan

4. Titik Tolak amanat penderitaan rakyat.

Persatuan bangsa ini harus selalu dijaga sesuai dengan sila ketiga Pancasila, yakni persatuan Indonesia dan pasal 1 ayat (1) UUD 1945, yakni "Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik".

 Tetesan peluh dan darah para pahlawan memberi kita semangat untuk tetap menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dan menyingkirkan sikap etnosentrisme, yakni perasaan bangga terhadap etnis atau daerahnya, tapi menganggap rendah daerah lain.

Berikut ini contoh etnosentrisme yang tidak patut ditiru.

Dul adalah seorang siswa kelas 7, warga Depok asli. Kemudian, ada teman baru siswa pindahan yang bernama Joni dari wilayah timur Indonesia. Karena Joni memiliki kondisi fisik, gaya bicara, dan budaya berbeda, Dul sering meledek Joni, menertawakan Joni di depan teman-temannya yang lain. Padahal Joni adalah siswa yang mempunyai adab yang baik, tak punya masalah, bahkan Joni pintar dan rajin. 

 

 

REVIEW

1. Apa makna proklamasi kemerdekaan?

2. Apa yang dimaksud etnosentrisme?

3. Sebutkan profil pahlawan favoritmu dan buat tulisan singkat  yang menggambarkan kehebatan pahlawan favoritmu! (Boleh googling atau mencari di buku)

Contoh: 

Pahlawan favoritku adalah Fatahillah. Fatahillah bernama asli Fadhillah Khan. Ia adalah panglima perang yang memimpin armada Demak dan Cirebon mengusir Portugis dari Sunda Kelapa. Dalam pertempuran sengit, pada 22 Juni 1527, armada yang dipimpin Fatahillah berhasil menaklukkan pasukan Portugis. Setelah menang,  Fatahillah mengganti nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta, yang merupakan cikal bakal lahirnya kota Jakarta.